IHS 2010 berjalan dengan amat luar biasa! Seluruh pembicara, observer, dan tamu-tamu undangan serta para hadirin. Semuanya bersatu padu setuju menyuarakan suatu misi untuk memberikan perhatian pada “Quo Vadis Hypnosis in Indonesia?”, akan ke manakah arah hypnosis di Indonesia?
Berbicara mengenai arah, saya jadi teringat akan salah satu suster yang bertugas mengurus anak –anak di rumah saya yang sering bingung kalau di ajak jalan sama keluarga. Ia selalu bingung menentukan arah mata angin. Dia hanya tahu arah kanan dan kiri, tapi ia tidak tahu arah mata angin. Tidak hanya masalah arah, ia sering bingung, bahkan untuk berbagai hal yang lain pula. Suster itu berasal dari Sukabumi Jawa Barat. Bahasanyapun masih medok bernada intonasi ‘bahasa sunda’.
Salah satu kejadian unik adalah, pada suatu hari, saat kami beres-beres mau pindahan rumah, dia tersenyum-senyum sendiri. Saat saya tanya kenapa, ia menjawab “Bapak kok punya colokan listrik (maksudnya portable stop contact) bertuliskan ‘Terminal Kuningan’, emangnya Bapak mengambil dari Terminal di daerah Kuningan Jawa Barat ya Pak?”
“Maksudmu apa?” tanya saya kurang paham. Lantas ia menjawab : “Maksud saya kok nggak beli sendiri, kok ngambil dari ‘Terminal Kuningan’, khan nanti terminalnya nggak punya colokan lagi dong.”
Aduh, keren-keren begini dikira ‘nyomot’ colokan listrik dari ‘Terminal Kuningan’? Si Teteh ini nggak ngerti kalau maksud tulisan ‘Terminal Kuningan’ adalah ujung (terminal) dari tiap colokan listrik itu terbuat dari logam kuningan. Produsen dengan sengaja menuliskan kata ‘Terminal Kuningan’ untuk menunjukkan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk lain yang biasanya ujung (terminalnya) tidak terbuat dari kuningan, yang daya hantar listrik/konduksivitasnya rendah.
Kisah di atas menyadarkan kita bahwa penggunaan bahasa amat penting bagi proses komunikasi. Pilihan kata dan frasa kata yang kita pakai akan sangat menentukan pemahaman lawan bicara kita atas maksud kita. Pemilihan bahasa dan pola kata yang kurang sesuai akan mengarahkan pikiran dan reaksi lawan bicara ke arah komunikasi yang berbeda arah. Bisa dikatakan bahwa bidang apapun yang ingin Anda sukses, maka belajar dan membuat pola bahasa, akan sangat membantu Anda.
Nah, bagaimana dengan hypnosis dan hypnotherapy? Bukankah kita sudah mengerti bahwa hypnosis adalah proses komunikasi yang ekselen. Pernahkan kita mengukur dan terus meningkatkan ekselensi komunikasi kita sehingga mendapatkan hasil yang luar biasa dalam hypnosis?
Alasan orang datang kepada Anda sebagai Klien adalah karena mereka percaya bahwa Anda mampu membantu orang masuk ke Kondisi Bawah Sadar. Sebagai hypnotherapist, memang layaknya Anda memiliki kemampuan untuk membantu orang yang tidak begitu mudah mengakses sendiri bawah sadarnya, dan membimbing mereka melalui suatu cara agar menjadi mudah berkomunikasi dengan bawah sadar mereka.
Bagi seorang pemain gitar dan piano, peningkatan kemampuan mengerakkan jari adalah suatu cara terbaik untuk meningkatkan kualitas musik yang dihasilkan. Bagi pemain sepakbola, peningkatan kemampuan pergerakan kaki dalam mengolah bola adalah kunci suksesnya. Nah bagi seorang hypnotist dan hypnotherapist, tentu saja dengan mudah Anda simpulkan bahwa kemampuan menggunakan kata-kata dalam komunikasi dengan bawah sadarlah yang membuat kita menjadi lebih efektif sebagai seorang hypnotherapist.
Mudah disadari bahwa ada perbedaan besar antara seorang hypnotherapist pemula dan hypnotherapist rata-rata dibandingkan dengan hypnotherapist yang berkelas dunia adalah pada akurasi penggunaan kata. Hypnotherapist pemula dan rata-rata biasanya menggunakan skrip-skrip siap pakai, bahkan ada yang asal berbicara saja.
Ingat, isi suatu skrip tidak selalu dan bahkan biasanya jarang sekali dapat sama 100% dengan konstruksi masalah yang dialami seorang klien. Menyamakan konstruksi masalah setiap orang yang merokok, bisa mengakibatkan salah dalam memberikan sugesti hypnosis. Misal, penyebab awal seseorang merokok bisa saja karena lari dari kenyataan hidup, selain itu bisa juga disebabkan oleh karena ikut-ikutan teman, ingin dianggap jantan, dan 1001 sebab lainnya.
Melakukan pembelajaran conversational hypnosis dalam bahasa Indonesia memerlukan suatu cara sendiri. Karena fenomena linguistic yang terjadi di dalam bahasa Inggris tidak langsung bisa memproduksi suatu efek hipnotik (trance) yang sama dalam bahasa Indonesia. Ingat, kebanyakan pola bahasa hypnotic berasal dari penduplikasian model-model sugesti yang aslinya berbahasa Inggris.
Dalam artikel ini diberikan beberapa contoh untuk ilustrasi, selebihnya untuk mempermudah pemahaman, contoh-contoh akan dibahas lebih langsung dan lebih rinci di dalam ruang kelas. Seperti apa rasanya, mendapatkan banyak sekali pola bahasa yang memiliki kekuatan untuk men-supercharge kepiawaian Anda dalam meng-hypnosis.
EFEK PENGGUNAAN KATA KERJA LAMPAU, KINI, DAN MASA DEPAN
Mungkin Anda sudah menyadari bahwa manusia mengekspresikan perbedaan waktu dari suatu kejadian melalui kata kerja waktu (Tenses).
Kata kerja waktu dipakai untuk menandai waktu sebagai masa kini (sedang dilakukan), waktu sebagai perbuatan yang telah selesai dilakukan (lampau), dan waktu sebagai perbuatan yang akan dilakukan (dilakukan di masa depan). Pemilihan kata kerja waktu akan mempengaruhi pengalaman subjektifnya. Misal di akhir suatu proses hipnotherapi, Anda menutup proses sugesti dengan kalimat :
- “Jadi, dengan mengambil hikmah dari masalah yang sedang Anda alami sekarang….”
Wow!
Kalimat Anda akan menjadi pembenar (konfirmatif), bahwa sang hypnotherapist menyetujui bahwa si Klien memang SAAT INI MASIH mengalami masalah. Jadi tanpa disadari oleh hypnotherapistnya, dia telah memberikan sugesti ulang bahwa “Benar Anda sedang memiliki masalah sekarang”.
Padahal jelas sekali bahwa tujuan proses hypnotherapy adalah membantu si Klien untuk meyakini bahwa sekarang masalah itu sudah tidak ada lagi dan klien mendapatkan pembelajaran dari apa yang pernah dia alami itu.
Nah, tentunya semakin jelas bagi kita bahwa pemilihan kata-kata kerja waktu, sangat mempengaruhi bagaimana seseorang memahami  pengalaman subyektifnya.
Di tangan seorang Hypnotherapit Kelas Dunia, ‘kata kerja waktu’ dapat dipergunakan dengan sengaja untuk untuk memperkuat sugesti dengan cara meletakkan suatu persoalan masa kini, dipindah ke masa lampau melalui penggunaan kata kerja masa lampau. Misal daripada menggunakan kata “sedang”, maka kita ganti dengan kata “tadinya”.
  1. Masalah yang sedang Anda alami ini.
  2. Masalah yang tadinya Anda alami itu.
Kedua kalimat di atas akan memberikan pengaruh sugesti pada “realitas subyektif” klien secara berbeda. Ingat, hypnosis adalah sugesti!
Penggunaan kata “tadinya” dengan cepat akan mempengaruhi realitas internal si Klien untuk mempersepsikan bahwa masalah itu SAAT INI SUDAH TIDAK EKSIS LAGI. Kata “tadinya” secara ‘gaib’ telah menggeser keberadaan permasalahan itu ke masa yang telah lampau.
Mudah dimengerti, dengan menggunakan kata-kata tertentu, maka efek sugesti menjadi lebih kuat berlipat ganda, dan mempermudah Anda memfasilitasi proses hypnotherapy secara lebih cepat dan menyenangkan.
Presupposition
Sebagian dari Anda tentunya sudah mengetahui bahwa kata “presuposisi” adalah sama artinya dengan ‘asumsi secara linguistik’. Presuposisi adalah sesuatu yang secara bahasa sudah diasumsikan sebagai sesuatu kebenaran, supaya pernyataan yang dibuat dapat dianggap benar atau masuk akal.
Sudah jelas bahwa kapanpun seseorang berkomunikasi, kita menggunakan presuposisi yang mengasumsikan bahwa sesuatu sudah benar. Bahkan senyatanya, setiap kalimat yang kita katakan dalam keseharian kehidupan kita memiliki presuposisi.
Tidak semua dari hypnotherapist memiliki kepekaan atas apa yang telah dia asumsikan di dalam kalimatnyadan hanya berkonsentrasi pada apa yang diucapkannya secara langsung. Padahal, seperti sudah disebutkan di atas, asumsi secara tidak sadar diterima sebagai suatu kebenaran oleh pendengar dan dia akan mengangap seolah-olah hal itu adalah benar.
Seorang hypnotherapist dapat banyak meningkatkan hasil-hasil yang kita dapatkan dengan secara sadar mengasumsikan apa yang kita inginkan dan menghindari mengasumsikan apa yang tidak kita inginkan.
Contohnya, kita pergunakan contoh yang sama dari kalimat diatas :
  1. Masalah-masalah yang sedang Anda alami ini.
  2. Tantangan hidup yang tadinya Anda alami itu.
Kedua kalimat di atas mengandung asumsi yang amat berbeda, dan menciptakan realitas dalam yang amat berbeda di kepala si klien. Berikut penjelasannya :
  1. Masalah-masalah : mengasumsikan bahwa benar hal itu adalah suatu permasalahan, dan masalah yang dimiliki klien itu jumlahnya lebih dari satu. Asumsi ini jelas-jelas tidak memberdayakan si Klien.
  2. Ini : mengasumsikan “masalah” tadi masih “dekat”, masih ada disini. Jelas ini mempengaruhi si Klien untuk meyakini bahwa masalah itu masih ada di sekitarnya (eksis) dan masih ter-asosiasi.
Pada contoh kedua, hypnotherapist kelas dunia akan memilih penggunaan asumsi yang diubah dengan sengaja :
  1. Tantangan hidup : mengasumsikan bahwa hal itu menarik untuk dihadapi.
  2. Itu : mengasumsikan bahwa “tantangan hidup” tadi sudah berada jauh darinya. Ini mensugesti Klien untuk meyakini bahwa ia sudah ter-disasosiasi dari “Tantangan Hidup” tadi. Ingat, banyak teknik dalam hynotherapy yang bertuuan membuat disasosiasi.
Nah,
Dari beberapa contoh di atas, saya jadi penasaran, seberapa peningkatan ketertarikan Anda sekarang pada penggunaan pola-pola bahasa yang dapat memperkuat sugesti Anda secara berlipat-lipat?
Melalui pelatihan semacam ini, kita tidak hanya sedang memperbaiki skill memberikan terapi saja, sejatinya kita sedang bicara langkah mengasyikkan untuk meningkatkan kualitas hidup, karena secara total keefektifan komunikasi kita meningkat dalam berbagai hal.
Pada saat Anda putuskan untuk Mulai terapkan bahan yang terkandung dalam artikel ini, Anda segera merasakan hasil yang luar biasa menyenangkan. Anda mungkin secara cepat menyadari bahwa transformasi skill ini telah terjadi seiring dengan kebiasaan Anda secara sengaja menggunakan pilihan kata dan pola kata secara efektif. Sering saya berpikir, untungnya, belajar menggunakan pola-pola bahasa luar biasa mudah dan menyenangkan. Apalagi bagi mereka yang pernah mengecap pembelajaran linguistic yang menarik ini di ruang pelatihan Licensed Practitioner of NLP, jelas-jelas saya  tidak perlu menyebutkan lagi bahwa mereka sudah belajar hypno-linguitic secara mudah dan menyenangkan selama 7 hari yang luar biasa.
Beberapa orang masih ragu, untuk Ikuti Pelatihan Licensed Practitioner of NLP, karena berpikir mengenai biayanya. Memang, dulupun saya juga memiliki keraguan yang sama, sampai pada suatu titik dimana saya tersadar, berapa banyak kerugian yang saya derita dari hilangnya kesempatan dalam kehidupan, karena tidak memiliki kemampuan komunikasi yang persuasif. Tentu saja bukan mengenai berapa investasi yang harus dikeluarkan dari pelatihan ini, tapi justru dari berapa banyak kerugian yang diderita karena belum ikuti pelatihan NLP Practitioner ini. Berapa banyak kesempatan yang hilang, karena mungkin kompetitor kita yang memiliki kemampuan linguistic yang luar biasa ini, sehingga proposal bisnisnya lebih “berbunyi” dari pada punya kita. Kalau mengenai manfaat meng-Ikuti pelatihan NLP Practitioner tentu saja sudah jelas. Lebih dari kemampuan linguistic saja, karena juga mempelajari kemampuan memodel figur-figur yang ekselen dalam kehidupan.
Ada banyak sekali pola linguistic yang dapat Anda pelajari untuk melipatgandakan kekuatan sugesti Anda. Pada saat Anda belajar NLP, sebagian pola ini sudah dibahas dalam Milton Model patterns, yakni pola bahasa yang dipelajari dari bapak hypnotherapist modern : Milton H. Erickson. Hampir dalam semua aspek kehidupan, ANda dapat terapkan kemampuan lingustic ini, tidak hanya saat melakukan hypnotherapy saja.
Sejatinya, pola linguisticpun juga tidak hanya terbatas dari Milton Model saja, dan tidak hanya menyangkut masalah penggunaan kata-kata saja, namun juga meliputi pengolahan intonasi, jeda dan bahkan juga penggunaan bahasa tubuh untuk memperkuat pesan sugesti Anda.
Pada prinsipnya seluruh Pola Bahasa akan menjadi semakin powerful saat Anda kombinasikan satu sama lain. Sikapi secara bebas penggabungan dari pola-pola ini, sehingga Anda  dapat menghasilkan suatu pola kalimat yang asli dari Anda.
Setelah Anda ikuti pelatiham, alangkah baikknya segera putuskan untuk berlatih, sekalipun awalnya mungkin secara tertulis dulu, dan sekalipun mungkin juga terasa aneh. Jalas saja terus.
Namun seiring dengan kepiawaian Anda saat gunakan kalimat itu dalam bentuk wicara, maka akan terasa natural dan wajar. Berbahasa secara wicara memang memiliki keleluasaan pelanggaran tata bahasa yang lebih dianggap wajar. Sehingga dengan mudah Anda men-supercharge kekuatan sugesti hypnosis Anda menjadi berlipat ganda.
Tentunya Anda sudah pernah menguasai rapport building yang Anda lakukan saat pretalk / pre induction. Pola bahasa sudah dapat Anda gunakan mulai dari saat pre induction ini, misalkan dengan sengaja mengasumsikan bahwa si Klien bersedia di hypnosis. Dengan sengaja mengasumsikan bahwa si Klien akan mendapatkan manfaat besar dari proses terapi itu dan sebagainya.
Tidak salah, jika orang-orang menjadi penasaran…., seperti apa yang akan terjadi saat Anda menerapkan pola bahasa ini di seluruh proses hypnosis, mulai dari Pre induction, Suggestivity Test, Induction, Deepening, Anchoring, Post Hypnotic Suggestion, Theraputic Procedure, bahkan saat Anda melakukan Termination.
Saya juga mulai penasaran, apakah suster di rumah sebaiknya di-hypnosis saja, agar dia mulai bisa membedakan arah mata angin.  Sebab, masa’ hanya hypnosis di Indonesia saja yang menjadi jelas arahnya. Tentu saja pertumbuhan dan pergerakan NLP di Indonesia juga perlu di set arahnya.