Rabu, 29 Agustus 2012

Kesurupan.. Mistis atau Medis?


Fenomena kesurupan bukanlah hal yang asing lagi kita dengar. Masyarakat umum berpendapat fenomena kesurupan berhubungan dengan “kerasukan roh” ataupun hal-hal mistis lainnya. Secara medis, kasus kesurupan adalah fenomena kejiwaan semata. Kesurupan dalam istilah medisnya disebut dengan Dissociative Trance Disorder (DTD). Dalam PPDGJ III gangguan ini dimasukkan dalam kelompok “gangguan disosiasi”.

Apa Penyebabnya?


Peristiwa kesurupan masuk dalam kategori fenomena disosiasi atau sebuah reaksi yang mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realita di sekitarnya sehingga secara tidak disadari kepribadian si korban berubah.



Kesurupan merupakan salah suatu keadaan yang mencerminkan adanya gangguan jiwa. Menurut menteri kesehatan Siti Fadillah Supari, terdapat setidaknya 25% penduduk Indonesia yangmengalami gangguan jiwa. Terpicunya gangguan jiwa disebabkan oleh keadaan yang menekan mental.



Pada umumnya, hampir semua orang yang mengalami kesurupan memiliki riwayat depresi. Kesurupan merupakan salah satu tanda bahwa orang tersebut, sebenarnya, membutuhkan pertolongan secara psikologis.




Siapa Yang Dapat Kesurupan?



Kesurupan atau gangguan disosiasi umumnya menimpa mereka yang jiwanya labil ditambah kondisi yang membuatnya tertekan. Stres yang bertumpuk ditambah pemicu memungkinkan reaksi yang dikendalikan alam bawah sadar ini muncul ke permukaan. Kesurupan terjadi ketika penderita mengalami kecemasan hebat yang meluap tetapi ditekam ke alam bawah sadar, akibatnya terjadi gangguan disosiatif



Peristiwa kesurupan diyakini merupakan masalah psikis dari jiwa yang labil. Kebanyakan jiwa yang labil ini dimiliki oleh anak-anak, remaja dan wanita-wanita muda. Tak heran bila banyak kasus kesurupan menimpa mereka pada rentang usia ini.



Kesurupan massal paling banyak terjadi pada orang di bawah usia 20 tahun dan terjadi di institusi sekolah. Hal ini terjadi di Indonesia, di mana kesurupan massal terjadi di sekolah dan korbannya umumnya anak sekolah berusia remaja. kesurupan yang terjadi pada usia remaja, kemungkinan diakibatkan oleh depresi di saat kondisi kejiwaannya yang labil. Beban tugas dari sekolah yang sangat tinggi tentu mempengaruhi siswa secara psikis.
Selain itu, kesurupan atau gangguan disosiasi ini juga sering terjadi pada buruh pabrik wanita. Target produksi dan masalah hidup sehari-hari mungkin membuat para buruh wanita mengalami tekanan yang cukup berat. Meskipun tidak terlihat, kondisi ini terpendam dalam alam bawah sadar mereka.

Gejala

Gejala yang timbul dapat bervariasi. Orang yang terkena kesurupan dapat hanya tertawa dan mencoba menarik perhatian dengan perilaku sederhana seperti sendawa. Pada tahap ini, orang tersebut masih dapat disadarkan ke kenyataan. Pada tahap yang lebih parah, ia dapat mengalami kebingungan, amnesia dan tidak merasakan sakit, juga mengalami perubahan suara.




Kesurupan Masal
Lalu bagaimana dengan kesurupan massal? Bagaimana kesurupan bisa terjadi dan menular ke orang lain? Menurut medis, hal ini terkait dengan faktor sugesti. Orang yang memang jiwanya juga labil akan terpengaruh juga bila melihat seorang teman nya kesurupan. Ibaratnya kita dengar pidato, lalu ada yang tepuk tangan, tanpa disadari kita juga ikut tepuk tangan




Terapi
Masyarakat lebih mempercayai pengobatan kesurupan kepada paranormal. Bila ada kejadian kesurupan yang pertama mereka hubungi adalah “orang pintar” bukan dokter. Padahal kesurupan dapat dijelaskan secara ilmiah sehingga pemecahan masalahnya pun dapat dilakukan secara ilmiah pula. Penggunaan terapi dari psikiatri tetap diperlukan untuk mengembalikan kembali pasien pada keadaan sehat. Yang paling penting dalam menghadapi kejadian ini adalah jangan sampai semua orang panik, sebisa mungkin tetap tenang dan bawa korban ke tempat fasilitas kesehatan, diobati, dan disuruh tidur. Penanganan yang diberikan dapat berupa psikoterapi dan sedasi. Jadi secara medis biasanya pasien akan ditenangkan dahulu dan diberi obat tidur. Setelah kondisinya tenang maka pasien akan kembali normal.